JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kebijakan pemerintah seperti insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM) di sektor otomotif telah memperkuat pemulihan ekonomi Indonesia.
"Pemulihan ekonomi ini juga didukung policy-policy pemerintah seperti PPnBM yang kita berikan untuk sektor otomotif telah berhasil untuk menunjang sektor manufaktur, " kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021 pada Kamis (5/8/2021).
Sri Mulyani menjelaskan, sektor otomotif dan manufaktur memiliki kontribusi yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi. Kebebasan pemerintah dalam pembebasan PPnBM telah memberikan dampak yang nyata dan positif bagi perekonomian nasional.
"Ekonomi ini hanya bisa dijaga apabila seluruh pelaku ekonomi dan masyarakat ikut menjaganya, kita masih berharap pertumbuhan ekonomi 2021 antara 5, 7 persen hingga 4, 0 persen, " ujar Menkeu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat 7, 07 persen pada kuartal II 2021. Perekonomian tanah air akhirnya lepas dari resesi yang menjerat pada beberapa kuartal terakhir akibat dampak pandemi virus corona atau COVID-19.
"Pertumbuhan ekonomi tumbuh 3, 31 persen secara quarter to quarter (q-to-q) dan 7, 07 persen secara year on year (y-o-y), " ungkap Kepala BPS Margo Yuwono saat pengumuman data ekonomi Indonesia kuartal II 2021 secara virtual, Kamis (5/8).
Bila dibandingkan secara kuartalan maupun tahunan, pertumbuhan ini lebih tinggi dari minus 0, 74 persen pada kuartal I 2021 dan minus 5, 32 persen pada kuartal II 2020. Sementara secara akumulatif, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3, 1 persen pada semester I 2021 dari semester I 2020.